7 Resiko Usaha Beras Harus Diketahui – Berdasar Pengalaman

kelemahan usaha beras

Mayoritas orang Indonesia mengolah padi menjadi beras dan ditanak menjadi nasi untuk makanan pokok sebagai sumber karbohidrat. Namun tahukah Anda bagaimana proses perjalanan beras tersebut menjadi nasi yang kini bisa kita konsumsi? Semuanya berawal dari pengusaha beras dimana pengusaha tersebut harus paham mengenai analisis bisnis dan resiko usaha beras berdasarkan pengalaman dari kerabat ripiku yang berjualan beras dan sembako.

DAFTAR ISI

Usaha Beras

Memilih menjadi pengusaha adalah langkah yang cukup berani untuk menentukan kehidupan perekonomian kita. Namun bagaimana dengan menjadi pengusaha beras yang merupakan jenis lini usaha sembako yang tentunya memiliki banyak resiko. Sebelum kita jauh membahas mengenai hal itu alangkah baiknya kita mengenal dahulu bagaimana menjadi pengusaha beras dan apa saja resikonya.

Sebelum pada rinciannya, ripiku.com telah membuat 3 bentuk usaha beras yang umum diterapkan di Indonesia. Bentuk-bentuk usaha ini sebetulnya sama-sama menjual beras kepada konsumen, namun yang membedakan adalah cara pemasaran dan pengumpulan bahan bakunya. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Usaha beras dari hasil panen sendiri

Jika Anda adalah tuan tanah ataupun juragan sawah, Anda bisa menjual sendiri hasil panenan Anda. Tentunya menjual beras juga bukan hal yang mudah karena banyaknya pesaing yang juga berjualan dan mungkin memiliki harga yang lebih murah.

Maka sistem usaha beras dari hasil panen sendiri sebetulnya meringankan modal awal karena tidak perlu tengkulak. Cukup dengan memanen seluruh sawah yang dimiliki dan mengemasnya menjadi produk beras yang didistribusikan ke masyarakat. Adapun keunggulan dan kelemahan sistem usaha beras dari hasil panen sendiri yaitu.

Keunggulan

  1. Modal teknis yang dikeluarkan tidak terlalu besar
  2. Hasil panen sendiri minim dari beras oplosan sehingga kualitas terjamin
  3. Lebih mudah dalam pengelolaan hingga ke tangan konsumen
  4. Memiliki merek sendiri karena beras dipanen dari ladang pribadi

Kelemahan

  1. Harus mempunyai sawah dan ladang tanah yang luas
  2. Tidak mudah memprediksi jumlah hasil panen yang tetap
  3. Butuh banyak tenaga karena mengolah dari masih ditanam disawah hingga menjadi beras bersih

Berdasarkan dari analisis keunggulan dan kelemahan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa usaha beras dari hasil panen sendiri dapat menghasilkan beras bermutu tinggi namun perlu banyak tenaga yang mengelolanya. Dimana hal ini menambah biaya untuk memberi upah tenaga yang dibutuhkan tersebut.

Usaha beras dari mengepul milik petani sekitar

Pada sistem usaha beras pengepul ini Anda bertindak sebagai juragan yang membayar setiap hasil panen petani atau membeli beras dari petani-petani yang datang ke Anda. Tentunya membutuhkan modal cukup besar untuk menjalankan bisnis beras dengan sistem ini.

kelemahan usaha beras dari petani

Ada dua hal yang bisa dilakukan dalam mengepul beras.

  • Pertama dengan cara menjadi agen pengepul dari petani-petani disekitar Anda. nantinya para petani ini yang akan memasok bahan utama. Anda tinggal membayar sesuai berat yang mereka setorkan dan jenis beras apa yang dipanen karena setiap jenis beras memiliki harga yang bervariasi.
  • Yang kedua adalah Anda yang harus mencari petaninya. Anda bisa saja pergi ke sawah-sawah atau lokasi ladang yang siap panen kemudian melakukan diskusi dengan pemilik sawah atau petani untuk nanti hasil panennya dibeli. Biasanya tipe usaha yang seperti ini juga menyediakan jasa penggilingan berasnya sekalian.

Dari kedua jenis itu Anda bisa memilih mana yang paling cocok untuk dilakukan. Tapi tidak menutup kemungkinan Anda bisa menggabungkan keduanya saat permintaan beras dipasaran sedang banyak supaya Anda tetap bisa memenuhi permintaan. Namun lagi-lagi sistem usaha beras yang seperti ini juga ada keunggulan dan kelemahannya yakni.

Keunggulan

  1. Dapat memberikan harga sesuai pasaran terendah karena membeli langsung dari petani akan jauh lebih murah
  2. Mendapatkan beras dengan kualitas terbaik dan bervariasi
  3. Pihak pengepul bebas memilih budidaya beras yang diinginkan untuk dijual

Kelemahan

  1. Perlu memisah-misahkan kualitas dan jenis beras secara manual dari masing-masing petani.
  2. Sering didatangi orang yang ingin menjual beras dengan kuantitas kecil sehingga perlu memilah kembali beras tersebut masuk ke dalam kategori beras yang mana
  3. Bersaing dengan pengepul lain membuat perselisihan harga yang mempengaruhi pasokan beras

Melihat berbagai keunggulan dan kelemahan tersebut sebetulnya Anda bisa menggabungkan antara mengepul beras dari petani dan mencari lahan-lahan sawah potensial supaya stok yang Anda miliki tetap terjaga. Begitu pula sebaliknya, apabila dirasa regulasi penjualan beras Anda ke konsumen tidak terlalu deras, sebaiknya Anda membatasi jumlah penerimaan beras dipengepulan.

Usaha beras dari tengkulak dan distributor

Setelah membahas bentuk usaha beras hasil panen sendiri dan pengepulan, kini saatnya kita membahas bentuk usaha beras yang paling mudah namun resikonya paling besar yaitu usaha beras dari tengkulak. Mengapa beresiko besar? Karena umumnya jika kita ingin tengkulak dari distributor utama dengan harga eceran terendahnya paling minim (mendapatkan harga termura) maka kita harus membeli jumlah banyak.

resiko jual beras

Berdasarkan pengalaman dari kerabat ripiku.com yang memiliki usaha serupa, beliau harus memesan setidaknya satu ton beras dengan jenis yang sama. Jadi dalam satu ton tersebut kita tidak bisa memilih berbagai macam jenis beras atau bahasa gampang satu varian jenis beras harus 1 ton.

Nah kalau begini untuk melengkapi varian jenis beras yang kita jual maka butuh berton-ton beras yang harus dibeli dari tengkulak. Itu artinya modal untuk menjalankan bisnis ini relatif besar. Namun tidak menutup kemungkinan ada distributor yang dapat memberikan minimal pembelian tengkulak tidak sampai satu ton asal kita jeli menemukan distributor semacam ini. Maka untuk keunggulan dan kelemahannya bisa simak rincian berikut.

Keunggulan

  1. Stok melimpah dan dapat memenuhi permintaan pasar
  2. Sering dijadikan tempat untuk tengkulak warung-warung kecil maupun mini market
  3. Relasi bisnis lebih luas
  4. Jarang kehabisan stok

Kelemahan

  1. Modal yang cukup besar
  2. Bila tidak dapat memasarkan maka beras akan cepat busuk atau rusak
  3. Perlu lahan luas untuk membuka usaha ini karena kita harus stok berass tersebut.

Nah, melalui rincian analisis keunggulan dan kelemahan ini sebetulnya kunci dari menghindari resiko adalah regulasi transaksi yang terjaga. Umumnya untuk pengusaha beras dari tengkulak ini dijadikan tempat kulakan pengusaha lain dan terjadi secara continue atau berkelanjutan. Maka jika relasi Anda dapat terjalin dengan baik dengan para pengusaha dibawah Anda, tentunya resiko menjadi dapat diminmalisir.

Resiko usaha beras

Setiap usaha tentu memiliki resiko yang perlu dianalisis dan ditanggulangi agar mengurangi dampaknya. Seperti halnya pada usaha beras ini tentu resiko yang dimiliki juga bermacam-macam. Berikut ini adalah rincian resiko usaha beras secara lengkap yang kita rangkum beradasarkan pengalaman kerabat ripiku yang berjualan beras dengan brand beras bu tami.

Beras dapat kedaluwarsa

Bejualan makanan tentu resikonya adalah basi dan kedaluwarsa. Seperti makanan dan lainnya beras juga memiliki umur simpan maksimal. Biasanya beras yang disimpan terlalu lama dapat berjamur, rusak, dan banyak muncul kutu beras. Hal ini tentunya menjadi kerugian besar bagi pemiliki usaha. Maka sebelum beras menjadi rusak dan berkutu, beras-beras tersebut harus laku terjual.

Tidak laku karena tidak memahami kondisi pasar dan target market

Terkadang orang sering gegabah dalam memulai bisnis. Hanya bermodalnkan pengetahuan yang tidak berlalu luas dan modal dana yang cukup orang-orang ini langsung membuka usaha. Padahal ada hal penting lainnya yaitu memahami kondisi pasar dan siapa targetnya. Semua ini seharusnya ditentukan lebih awal agar usaha beras tidak berhenti di tengah jalan. Kalau sudah demikian maka resikonya beras menjadi sisa atau bahkan tidak laku dan akhirnya membusuk.

Banyaknya pesaing dengan bisnis serupa

Setiap bisnis tidak akan lepas dari kompetitor atau pesaing apalagi usaha beras yang notabene adalah usaha yang banyak tersebar dimana-mana karena menjual bahan makanan pokok orang Indonesia. Dengan begini tentu banyak kompetitor mulai dari warung kecil hingga gudang beras skala besar. Tak jarang, jika lokasi usaha berada di wilayah strategis atau jalan umum maka bisa bersampingan atau bahkan hadap-hadapan dengan kompetitor langsung.

Sering missed stock karena tidak dapat memprediksi perputaran transaksi

Jika Anda tidak lihai dalam memprediksi perputaran transaksi penjualan beras ataupun tidak memiliki langganan pembeli, maka hal ini akan menyulitkan bisnis Anda. Mulanya, Anda bisa memasok stok beras sekian kilogram. Lalu jika hanya mengandalkan pemasaran melalui media sosial dan penawaran manual, dijamin stok akan banyak yang tidak sesuai. Usaha beras ini harus menargetkan pasarnya dahulu dan mampu memprediksi kapan stok akan habis dan kapan harus memasok kembali.

Supplier beras tidak dapat memasok secara stabil

Ketika Anda sudah memutuskan bentuk usaha beras yang digiatkan, maka Anda juga perlu cerdas apabila pemasok tiba-tiba tidak bisa memasok kebutuhan untuk permintaan. Misalnya Anda biasanya mendapat pasokan beras dari petani sekitar, tiba-tiba musim pancaroba dan hasil panen tidak melimpah, akhirnya Anda tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Sebaiknya Anda memiliki channel lain supaya stok tetap terjaga. Karena keberadaan stok ini menentukan pelanggan Anda yang sudah memercayakan pembeliannya kepada Anda. Maka jangan sampai kecewakan mereka.

Laba beras relatif kecil bila dijalankan di warung skala mikro menengah

Dkarenakan beras merupakan bahan baku setengah jadi atau bahkan bisa dikatakan mentah dan perlu pengolahan lagi untuk dikonsumsi, rentang laba dari harga beli petanipun tidak terlalu besar. Namun sebenarnya cara ini dapat diakali dengan Anda menjual beras dengan kuantitas besar. Semakin banyak beras yang terjual maka semakin besar labanya. Memang untuk laba beras tidak bisa seenaknya dinaikkan karena sudah diatur harga eceran tertinggi (HET)nya oleh pemerintah yang dikelola secara aktif oleh bulog dalam kebijakan pemerintah.

Tidak bisa menentukan sendiri harga beras karena sudah diatur pemerintah

Melanjutkan dari poin sebelumnya, bahwa harga beras sudah ditentukan pemerintah dari harga eceran terendahnya. Sehingga kita sebagai penjual tidak bisa merekayasa harga maupun memainkan harga kecuali barang sedang langka. Maka untuk menyeimbangkan laba, biasanya usaha beras dibarengi dengan berjualan sembako dan sayur mayur lainnya.

Cara menanggulangi dan mencegah resiko usaha beras

Ketika Anda sudah memahami betul apa saja resiko yang mungkin terjadi maka Anda bisa menganalisis dan mengantisipasi dampak yang ada ketika Anda mulai membuka usaha beras. Berikut ini cara yang dapat Anda tempuh untuk mengurangi dan menanggulangi resiko usaha beras Anda.

Menargetkan pangsa pasar sejak awal

Sebelum membuka usaha beras sebaiknya Anda sudah mengadakan survey kecil-kecilan mengenai pasar mana yang potensial. Tentukan lokasi bisnis Anda dengan seksama untuk menuju pasar tersebut. Anda juga perlu mengenali kompetitor disekitar tempat usaha Anda supaya tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya. Kalau bisa justru Anda bisa menggandeng para kompetitor untuk menjadi partner yang bisa saling menguntungkan.

Mengikuti program pemerintah dengan menjadi agen

Apakah Anda sudah pernah mendengar kegiatan PKH di daerah Anda? PKH adalah kepanjangan dari Program Keluarga Harapan yang dicanangkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia. Program ini dibuat untuk membantu rakyat miskin tetap mendapatkan fasilitas kesehatan, sosial, dan pendidikan secara layak.

pkh untuk usaha beras

Termasuk pada sektor pangan, PKH menggandeng beberapa unit usaha yang memenuhi syarat untuk menjadi agen penyalur sembako yang nantinya uang PKH rakyat dibelanjakan di toko beras atau toko sembako kemudian dana pembayaran itu menjadi keuntungan pihak penjual. Disini baik pemerintah, penjual, dan pembeli sama-sama dimudahkan. Maka jika Anda memiliki usaha beras sebaiknya dapat diikut sertakan program ddari pemerintah ini.

Menyiapkan stok cadangan untuk menjaga persediaan beras

Ketika permintaan oleh pembeli Anda mendadak naik atau bahkan Anda tidak bisa memenuhi permintaan, ini perlu diantisipasi. Anda perlu memiliki relasi untuk stok cadangan apabila persediaan Anda habis. Bila perlu, Anda dapat memanfaatkan kompetitor Anda untuk membantu memenuhi permintaan yang tinggi tersebut. Maka Anda dapat menyelesaikan permintaan pembeli dan disisi lain kompetitor Anda dapat menjadi partner yang juga mendapatkan keuntungan dengan penjualan beras dan sembakonya.

Memperbanyak relasi yang terkait dengan usaha beras

Relasi yang dimaksud disini bukan hanya tentang kepada siapa kita akan melakukan tengkulak atau mengambil beras dari tangan pertama. Relasi ini juga meliputi pembeli dan kompetitor. Sebagai pengusaha, Anda harus lihai mencari peluang. Misalnya jika usaha beras Anda berskala besar, tidak ada salahnya untuk survey dan menawarkan langsung produk beras Anda kepada pemilik restoran, pengusaha catering, atau lini usaha yang membutuhkan banyak bahan sembako. Hal ini juga termasuk untuk kompetitor dan petani yang memiliki ladang luas.

Menambah barang dagangan lain selain beras

Menjadi penjual dengan spesialisasi tertentu bisa jadi pilihan yang baik. Namun untuk usaha beras ini lebih baik Anda melengkapi dengan berjualan produk lain untuk mendukung jumlah pembeli yang datang ke Anda. Contohnya Anda bisa menjual minyak goreng, telur, gula, dan bahan pokok lainnya yang masih dalam lingkup kebutuhan pangan pokok.

Menjaga regulasi transaksi dan menentukan pengadaan stok secara tepat

Anda tentu tidak ingin barang dagangan Anda tidak laku, terlalu lama disimpan dan akhirnya membusuk kan? Untuk mencegah hal ini terjadi maka Anda perlu mengatur regulasi transaksinya. Apakah transaksi bisa diatur? Tentu bisa dengan cara menyeimbangkan stok. Anda bisa lakukan trial dan error di minggu atau bulan pertama Anda membuka usaha beras ini. Setelah itu Anda bisa melakukan analisis mengenai gambaran jumlah pembeli yang datang selama kurun waktu tersebut. Ketika Anda sudah mendapatkan datanya, maka kedepannya aturlah stok beras dan sembako Anda supaya stok dapat terjual habis dan tidak membusuk.

Kesimpulan resiko usaha beras

Itulah tadi artikel mengenai usaha beras dan resiko usaha beras. Memang nampak mudah membuka usaha semacam ini, namun yang menjadi catatan adalah bagaimana kita tetap harus pandai dalam menentukan momen dan beradaptasi. Setiap usaha tentu ada resikonya, tergantung bagaimana kita bersikap.

Seperti yang kita bahas tadi mengenai resiko usaha beras. Anda tidak perlu takut akan resiko tersebut. Justru pengusaha yang baik adalah pengusaha yang mengenal resiko dan ancaman dengan baik sehingga dapat melakukan penanggulangan dan rencana pencegahan.

Leave a Comment