Mengenal Covert Selling Rahasia Bisnis Laris Manis

contoh covert selling

Banyak teknik marketing dalam berbisnis. Namun apakah Anda sudah pernah mendengar teknik marketing covert selling? Ada teknik berjualan yang populer seperti hard selling dan soft selling. Dimana hal itu adlah 2 jenis cara berjualan yang terang-terangan (hard selling) dan ajakan dalam kata-kata yang halus (soft selling). Tapi ternyata selain dua hal itu ada yang namanya covert selling yang berarti terselubung. Ini dia uraian lengkapnya.

DAFTAR ISI

Mengenal Apa itu Covert Selling

Covert selling sebenarnya sudah ada sejak dahulu dan sering digunakan oleh para penjual. Biasanya pada metode bisnis covert selling, pembeli tidak akan merasa dipaksa untuk membeli suatu barang namun lebih kepada memainkan emosionalnya.

Teknik atau metode covert selling sangat tepat digunakan untuk pelanggan yang jenuh disuguhkan produk jualan secara langsung ataupun konten-konten berjualan yang biasa ada di pasaran. Mereka umumnya hanya ingin membeli produk yang benar-benar mereka inginkan maupun butuhkan.

Biasanya pembeli dengan tipe ini adalah pembeli yang kritis dan lebih cerdas. Namun sebagai penjual kita masih bisa mengambil celah yaitu dengan memainkan emosi mereka untuk akhirnya mereka bisa membeli produk kita.

Contoh Covert Selling

Pada strategi bisnis covert selling, beberapa hal untuk dijadikan promosi bukanlah hal yang terang-terangan. Contoh dan penerapannya bisa Anda simak baik-baik.

1. Menggunakan aroma wewangian tertentu untuk mencirikan suatu produk

Pernahkah Anda memasuki suatu tempat makan yang memiliki aroma khas? Dimana aroma tersebut hanya dimiliki oleh toko tersebut. Atau produk kecantikan yang didalam store nya diberikan wewangian esensial yang menggambarkan produk mereka. Nah ini adalah salah satu strategi covert selling lho. Anda umumnya akan mengingat aroma ini dan nantinya jika ada sedang berada di tempat lain dan mencium aroma serupa, hal itu akan mengingatkan Anda pada produk yang pernah ada di memori Anda.

2. Menerapkan desain produk dan dekorasi toko yang khas

Ada beberapa hal di toko-toko offline yang ditata dengan sengaja untuk mencirikan identitas mereknya. Misalnya pada pemilihan cat dan perabotan didalam toko tersebut. Dengan begitu para pembeli akan lebih mudah mengenal brand yang mereka pasarkan.

3. Pemilihan kalimat promosi yang unik

Kalimat promosi untuk menarik pembeli bisa digunakan dengan kalimat ajakan atau himbauan. Namun sebenarnya hal ini tidak digunakan dalam teknik covert selling. Mengapa demikian? Karena hakikatnya covert selling tidak ingin ajakan membeli menjadi gamblang dan jelas. Pada teknik ini lebih menakankan pada rasa penasaran dengan pemilihan kalimat-kalimat yang unik.

4. Menata barang yang akan dipromosikan

Barang yang berada di display toko harus dapat memikat pembeli. Namun sejatinya hal ini dapat digunakan menggunakan strategi covert selling. Yaitu dengan meletakkan barang di tempat yang mudah dilihat saat pertama kali pembeli masuk ke toko. Selain hal itu Anda sebagai penjual juga harus cerdas menata letak barang yang ingin segera Anda jual dan yang tidak.

Untuk barang yang ingin Anda jual cepat, silakan untuk letakkan di tempat yang sejajar dengan pandangan mata manusia. Secara psikologi, hal ini akan membuat pembeli melihat barang itu pertama kali. Meskipun mereka cenderung melihat barang yang lain namun barang yang pertama kali mereka lihat yang berpotensi besar akan dibeli. Teknik penataan ini pun termasuk dalam langkah teknik covert selling.

5. Memberikan penawaran terbatas

Banyak barang yang dipajang ditoko diberikan atribut diskon besar yang hanya berlaku 24 jam. Atau saat Anda membeli suatu produk diskon, pada struk pembayaran terdapat voucher diskon besar yang hanya berlaku di hari itu.

Nah hal ini adalah strategi covert selling yang memainkan emosi pembeli untuk segera membeli barangnya dengan alasan lebih hemat dan sedang diskon bila dibeli di hari itu. Tentunya pembeli juga mempertimbangkan biaya transportasi dan lain-lain untuk sampai ke toko tersebut. Dengan begitu pembeli akhirnya membeli lagi barang lain dan lebih banyak menghabiskan uangnya.

6. Menawarkan promosi diskon dengan ketentuan khusus

Umumnya barang yang dijual menggunakan teknik covert selling akan membuat pembeli tidak merasakan bahwa sebenarnya mereka sedang “dipaksa” membeli barang kita. Contohnya pada kalimat voucher “Potongan diskon Rp 100.000 hanya berlaku hari ini.” Maka biasanya pembeli yang termainkan emosinya akan merogoh kocek lebih untuk memakai voucher tersebut.

7. Menceritakan kisah inspiratif untuk promosi

contoh covert selling

Mayoritas teknik covert selling digunakan untuk promosi penjualan online. Dengan demikian penjual perlu membuat konten yang menarik minat pembeli namun jangan sampai promosi tersebut dilakukan terang-terangan. Penjual biasanya sudah menyiapkan konten video yang berisi cerita pengalaman yang berhasil menggunakan produk yang dijual.

Misal pada produk obat jerawat, konten dalam bentuk video menceritakan pengalaman yang kemungkinan banyak dialami penderita jerawat lainnya. Dengan mengedepankan cerita tersebut, calon pembeli yang memiliki kisah sama cenderung tersugesti untuk membeli produk yang dijual.

8. Mengajak pembeli lama untuk ikut berpartisipasi dalam promosi

Anda tentu sudah tidak asing dengan istilah review jujur atau testimoni bukan? Nah sebetulnya testimoni pelanggan ini adalah trik jitu untuk menarik pembeli lho. Orang membeli barang tentu memiliki berbagai alasan namun mayoritas alasannya adalah dari hasil testimoni dan review dari pelanggan lain. Maka Anda dapat mengajak pembeli lama Anda untuk berpartisipasi membuat konten iklan yang tujuannya mempromosikan barang dagangan.

9. Memamerkan hasil penjualan sebelumnya untuk menarik perhatian

Teknik covert selling tidak melulu tentang hal-hal terselubung. Hal lain yang juga tak kalah penting adalah dengan memainkan sugesti calon pembeli Anda.

Misalnya daripada membuat caption “Yuk beli lotion ini sekarang juga, sebelum kehabisan!” lebih baik menggunakan teknik covert selling menjadi “Wah gak nyangka lotion cherry blossom kemarin bisa laku 1000 botol dalam sehari. Terima kasih atas antusiasnya ya! Mohon maaf juga bagi yang lain yang belum kebagian, besok kami akan restock lagi kok!”

Ini merupakan kalimat yang tidak memaksa pembeli untuk membeli barang kita namun membuat mereka penasaran karena kita memamerkan hasil penjualan yang fantastis.

Prinsip dalam Covert Selling

Setelah melihat contoh covert selling yang dapat kita tandai dalam bentuk-bentuk pemasaran baik di media sosial maupun publik lain, kita juga perlu mengenal apa saja prinsip cover selling. Ini menjadi penting karena selain memahami contoh-contohnya, kita juga harus membuat sendiri teknik covert selling yang autentik. Berikut ini prinsip yang perlu ada dalam teknik covert selling.

1. Menggugah rasa penasaran (curiosity)

Pada penerapan teknik ini perlu memunculkan rasa penasaran kepada calon pembeli hingga membuat potensi deal untuk membeli semakin besar. Hal ini dapat dilakukan menggunakan berbagai konten yang kini sudah beragam di media sosial. Hal ini bisa dibuat dalam bentuk potongan video dengan ending yang “tanggung” ataupun copy writing yang membuat pembaca semakin penasaran karena pemilihan kalimat yang tidak selesai dan menunjukkan endingnya.

2. Bias makna (covert selling ambiguity)

Membuat copy writing pada kalimat promosi yang ambigu tidak selalu memberikan dampak buruk lho. Justru ini diperlukan untuk menyusun kalimat iklan sesuai dengan teknik covert selling. Semakin Anda lihai dalam pemilihan kata yang sebetulnya membuat bingung sekaligus penasaran, maka semakin banyak pembaca dan calon pembeli yang menuntut makna sebenarnya sampai tuntas. Nah maka hal ini yang bisa dijadikan kesempatan penjual untuk menyisipkan sugesti kepada pembeli untuk membeli produknya.

3. Memunculkan emosi diri (emotionally)

Selain membuat rasa penasaran dan makna ganda, akan lebih lengkap lagi jika dipadukan dengan permainan emosi yang melibatkan nafsu dan keputusan akhir calon pembeli. Penjual bisa memasukkan unsur yang membuat emosi berkecamuk hingga muncul dalam bentuk nyata. Ketika itulah sebenarnya kita memenangkan pertarungan karena ketika calon pembeli sudah terpengaruh emosinya maka saat penjual memberikan kalimat sugesti pembelian, potensi deal akan amat besar.

Contoh penerapan covert selling untuk  bisnis

Pengaplikasian teknik covert selling untuk berjualan bisa dilihat dari sudut pandang pembeli dan sudut pandang penjual. Cara menentukannya tidak paten, penjual hanya cukup melihat pasar dan memprediksi sudut pandang mana yang akan memberikan dampak positif lebih besar. Berikut ini ada beberapa contoh penerapannya dan Anda bisa menganalisa kira-kira contoh tersebut termasuk dari sudut pandang yang mana.

1. Covert selling kosmetik

Baru kali ini nyoba lipstick yang di apply sekali tapi tahan 24 jam padahal buat sarapan sampai makan malam nggak luntur sama sekali!

2. Covert selling skincare

Baru pakai dua minggu noda bekas jerawat lenyap dan kulitku jadi makin glowing! Ternyata cuma pakai satu produk aja bisa sehebat ini dalam menghilangkan noda di wajah. Nggak sabar nyoba varian lainnya!

3. Covert selling jualan gamis

Selalu bingung cari gamis yang kekinian dan keren ala anak muda. Biasanya gamis bentuknya gitu-gitu aja kayak emak-emak. Tapi gamis yang aku pakai ini beda banget berasa kaya lagi pakai dress di disney princess tapi tetap muslimah!

4. Contoh covert selling makanan

Gokil! Baru kemarin launching seblak rasa keju, eh hari ini udah ludes 1000 bungkus terjual secara online dan offline. Habis ini otw bikin lagi plus nambah varian baru. Kira-kira bakalan pada suka juga nggak nih?

5. Contoh covert selling minuman

pengertian covert selling

Ternyata ada ya minuman manis dan nyegerin tapi bisa bantu menurunkan berat badan! Padahal baru minum dua kali kerasa banget khasiatnya. Gila sih, ini harus nyetok banyak di rumah!

Kesimpulan

Covert selling merupakan strategi penjualan terselubung yang sebenarnya cukup efektif bila diterapkan di era modern seperti sekarang. Hal yang demikian dikarenakan teknik ini lebih menitik beratkan kepada pengaruh bawah sadar manusia dimana hal itu lebih efektif dibandingkan dengan hard selling maupun soft selling.

Meskipun demikian setiap strategi pemasaran memiliki kekurangan dan keunggulannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengadopsinya dan menggunakannya ke jenis bisnis yang sesuai.

Leave a Comment