Perbedaan Dropshipper dan Reseller

pengertian dropshipper dan reseller

Mungkin beberapa dari Anda masih terasa asing atau bahkan menganggap kedua hal ini sama saja. Tapi sebagian yang lain sudah cukup akrab dengan istilah-istilah penjual yang menjalankan bisnisnya secara online. Seperti dropshipper dan reseller, nampak memiliki kesamaan namun ternyata perbedaan dropshoper dan reseller cukup mencolok lho. Keduanya memang memiliki supplier dan distributor masing-masing, namun agar tidak salah kaprah, mari kita ulas bersama secara rinci.

DAFTAR ISI

Mengenal Istilah Dropshipper dan Reseller

Pertama, sebelum kita menuju ke pembahasan bagaimana cara kerja dropshipper dan reseller yang menjadikan keduanya ini berbeda. Kita perlu memahami dahulu pengertiannya.

Apa itu Dropshipper?

Dropshipper adalah seseorang yang menjalankan bisnis dengan cara menjual kembali barang dari toko lain dan tidak perlu menyetok barang dagangan. Yang mereka lakukan hanyalah membuat iklan semenarik mungkin dari produk yang mereka tentukan. Tentunya gambar dan konten iklan itu diambil dari toko asli atau supplier.

Pada jurnal skripsi milik Alviyan Nurhuda mengenai istilah dropshipper menjelaskan bahwa sistem dropship adalah teknik jual beli pemasaran online melalui media internet dimana sang penjual tidak perlu membeli barang atau modal. Pada praktiknya, penjual hanya mengambil foto dari supplier utama untuk dijual kembali.

Dengan sedikit modifikasi, maka iklan akan diterbitkan. Ketika ada pembeli yang berbelanja barang tersebut, seorang dropshipper akan membeli barang yang dimaksud ke supplier dan mengirimkannya ke pembeli dengan catatan nama pengirim barang bukanlah nama supplier namun nama dropshipper.

Metode bisnis seperti ini tidak bisa dilakukan di sembarang toko online atau supplier. Toko yang menjadi supplier harus mengaktifkan metode penjualan dropship atau setidaknya dapat menjadi supplier yang memiliki sistem dropship. Kebanyakan supplier model seperti ini banyak terdapat di aplikasi e-commerce dan website belanja online modern.

Maka bagi para pemain dropship perlu mengetahui benar seluk beluk menjadi dropshipper agar tidak terkena pelanggaran yang nantinya dapat merugikan diri sendiri. Mengingat, pada e-commerce maupun marketplace memiliki aturan-aturan tersendiri mengenai pengiriman dropshipper.

Cara Menjadi Dropshipper

Jika Anda memiliki minat di bidang bisnis dropship. Maka Anda layak mencoba bisnis minim resiko yang satu ini. Menjadi dropshipper utamanya hanya perlu memiliki hal-hal berikut ini.

1. Mengetahui supplier

Untuk mengetahui supplier yang tepat, Anda perlu melakukan riset mendalam. Hal ini harus diupayakan karena banyak supplier abal-abal yang kurang terpercaya. Anda bisa mengecek supplier dari dalam negeri yang kebanyakan bermuara di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Manfaatkan mesin pencarian Google untuk mengetahui supplier barang yang Anda ingin jual. Misalnya untuk supplier usaha pakaian dan fashion bisa Anda cari di daerah Bandung atau Jakarta, kemudian ada juga supplier lakban yang berada di Jogja. Banyak website-website yang bisa diakses dan mereka terbuka untuk sistem dropship.

Perlu diperhatikan juga bahwa website tersebut sebaiknya yang sudah memiliki kredibilitas tinggi dan harga yang sesuai. Anda juga dapat membandingkan antara supplier satu dengan lainnya untuk melanjutkan bisnis dan pilih yang paling menguntungkan.

2. Pandai memilih kata dalam promosi

Anda tentu tidak asing dengan bahasa-bahasa marketing yang merujuk pada ajakan pembeli untuk membeli suatu produk. Diantaranya adalah “termurah”, “bisa COD”, “produk terbaik” dan kata-kata lain yang nampak sangat menggiurkan.

Meskipun terskesan melebih-lebihkan, nyatanya kata-kata itu dapat Anda jadikan kalimat promosi di judul produk Anda. Utamanya pada penjualan di e-commerce dan market place, kaata-kata tadi dapat merusak algoritma sistem sehingga produk Anda tidak akan disandingkan dan disaingkan dengan produk serupa dengan harga yang lebih murah. Tentunya kalimat ini juga bisa menyelamatkan produk Anda dari persaingan dengan supplier.

Maka perlunya seni memilih kosakata yang tepat untuk menampilkan produk Anda seolah menjadi satu-satunya produk terbaik dan tidak memiliki saingan. Dengan begitu pembeli akan yakin dan akhirnya mengorder di tempat Anda.

3. Dapat memodifikasi konten produk yang dijual

Ketika kita terjun didalam dunia dropshipper, maka kita perlu memahami betul apa itu konten untuk produk kita. Faktanya, di Indonesia sendiri sudah banyak pengguna ponsel cerdas atau smartphone yang telah mahir mengoperasikan gawainya untuk keperluan masing-masing. Meningkatnya penggunaan gawai ini sesuai dengan artikel pemerintah mengenai aturan konten lokal andalan ( https://kemenperin.go.id/artikel/18179/Aturan-Konten-Lokal-Jadi-Andalan )yang dapat dimanfaatkan setiap pengguna gawai dan pemilik konten.

Sehingga jika nantinya Anda sudah mengetahui konten produk Anda, Anda dapat memodifikasi sedemikian rupa untuk dijual kembali dan dipasarkan di pasar online. Pengubahan konten juga tidak boleh sembarangan agar tidak menjebak pembeli. Sewajarnya saja namun tetap memikat.

4. Memahami web dan marketplace online yang tepat untuk berjualan dropship

Setelah tiga poin sebelumnya diresapi dan dipahami, selanjutnya Anda harus memahami juga website dan marketplace yang tepat untuk berjualan. Alih-alih mendapat keuntungan, Anda bisa sepi pembeli jika masuk kedalam market yang sama dengan supplier Anda.

Maka sebetulnya ke empat poin ini saling berkesinambungan. Jika Anda telah menemukan supplier maka berjualanlah diluar market supplier. Contoh mudahnya, apabila Anda mendapatkan supplier di aplikasi Shopee maka Anda bisa menjual kembali barang itu di aplikasi Tokopedia.

Namun jika Anda memiliki supplier yang berjualan melalui website khusus (bukan di e-commerce) ini akan menjadi hal yang baik. Karena biasanya supplier yang memiliki laman khusus ini tidak berjualan di e-commerce sehingga lebih menargetkan konsumennya adalah reseller atau dropshipper. Meski tidak menutup kemungkinan bagi para end-user. Contoh website khusus yang biasa digunakan para dropshipper dan reseller adalah Alibaba 

Memulai Bisnis Dropshipper

Nah, dengan mengerti hal-hal tadi, Anda bisa mulai menjalankan bisnis dropship ini. Namun perlu diingat bahwa menjadi dropship bukan hanya sekadar berjualan saja. Ada beberapa runtutan cara agar tidak salah langkah. Beginilah cara menjalankan bisnis dropship.

1. Memilih produk yang akan dijual

Tentukan produk yang layak dijual dan banyak dicari dipasaran. Anda dapat menggunakan pemilihan produk berdasarkan yang sedang trending jika ingin lebih cepat mendapatkan pembeli. Namun harga yang Anda tentukan juga harus relevan dan tidak terlalu mahal.

2. Memodifikasi konten semenarik mungkin

Biasanya dari pihak supplier sudah memberikan konten promosi untuk produknya. Akan tetapi Anda dapat memodifikasinya sesuai dengan tema toko Anda agar mesin pintar di sistem jaringan tidak dapat melacak kesamaan antara konten Anda dengan milik supplier. Dengan demikian, produk Anda tidak akan disaingkan dengan supplier.

3. Mulai mengunggah produk di e-commerce dan market place

Jika konten sudah siap maka Anda bisa mengunggahnya di e-commerce maupun marketplace yang Anda pilih. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan kalimat promosi untuk menarik minat beli calon pembeli Anda.

4. Ketika ada pembeli, pesan segera produk tersebut dari supplier

Selesai mengunggah produk Anda, maka langkah selanjutnya adalah menunggu hingga pembeli Anda memesan produk Anda. Setelah ada pembeli, silakan untuk segera memesan barang itu di supplier Anda.

5. Gunakan nama Anda sebagai pengirim

Hal terpenting lainnya adalah mengubah nama pengirim menjadi nama Anda atau nama toko Anda. Disinilah pentingnya Anda memilih e-commerce dan marketplace yang dapat bekerjasama untuk dropshipper. Contoh e-commerce yang sudah bekerjasama dengan dropshipper adalah Shopee (shopee.co.id).

6. Tunggu hingga pesanan selesai dan dana dilepaskan ke Anda

Ketika semua langkah sudah dipastikan tepat dan dilakukan, maka Anda tinggal menunggu barang dikirim dan sampai ke tangan pembeli. Apabila Anda berjualan di e-commerce biasanya dana penghasilan akan dilepaskan ketika pembeli menerima barang dan klik pesanan selesai.

Namun jika Anda berjualan di market place atau social media, dana akan dilepaskan ketika pembeli membayar diawal barang Anda atau jika Anda mengaktifkan metode bayar COD (Cash On Delivery) maka dana penghasilan dilepaskan ketika pembeli sudah membayarkan barang tersebut ke kurir dan kurir telah mengonfirmasinya sebagai pesanan selesai.

cara menjadi resller

Setelah mengetahui langkah-langkah menjadi dropshipper tersebut, masih ada beberapa hal yang penting untuk dicatat agar keberlanjutan bisnis dapat dijaga. Mengingat, sistem online lebih detail dalam mendeteksi fraud dan kecurangan lainnya. Ini dia tipsnya.

a. Pilih supplier yang sudah mengaktifkan atau menerima sistem dropship

Tidak semua marketplace, e-commerce, maupun supplier menerima sistem dropship. Hal ini yang menjadi catatan tersendiri untuk menjalin kerjasama dan menentukan supplier yang bisa menerima sistem dropship. Anda bisa mencari supplier dari e-commerce atau web dan kontak mereka untuk menanyakan sistem dropship bisa dilakukan atau tidak sebelum Anda memasang konten mereka untuk dijual kembali.

b. Pastikan alamat Anda sama dengan supplier

Biasanya di penjualan online terdapat keterangan alamat dan kota asal penjual. Silakan Anda samakan alamat dan kota seperti supplier Anda. Ini akan berguna ketika pembeli ingin membeli dengan pengiriman instant atau hanya sekadar untuk memperkirakan estimasi biaya pengiriman.

Anda juga bisa mengaktifkan beberapa alamat sekaligus untuk beberapa produk yang Anda ambil dari berbagai supplier untuk melengkapi koleksi barang yang Anda promosikan.

c. Jangan mengaktifkan sistem pembayaran COD

Sebenarnya sah-sah saja apabil Anda mengaktifkan pembayaran COD untuk pembeli. Namun perlu diingat bahwa sistem pembayaran COD memang dimaksudkan untuk memberikan kepercayaan kepada pembeli bahwa kita adalah penjual terpercaya. Tetapi dibali itu semua ada resiko barang tertolak dan kembali ke kita. Sedangkan prosedur ekspedisi adalah mengembalikan barang retur ke alamat penjual.

Ini berarti barang akan kembali ke alamat supplier dan kita rugi dana pembelian barang dari supplier karena kita tidak mendapat penghasilan dari penjualan tersebut. Maka lebih bijaklah untuk menentukan sistem pembayaran COD di toko Anda.

Apa itu Reseller

Setelah tadi kita mengulas mengenai dropshipper, kini saatnya kita bahas mengenai reseller. Memang nampak sama namun nyatanya dropshipper dan reseller ini jauh berbeda. Istilah reseller menurut kemenkopukm adalah orang yang membeli produk dari penjual atau berbagai pihak lain, bukan untuk dikonsumsi atau digunakan sendiri melainkan untuk dijual kembali dengan tujuan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tersebut

Sehingga menjadi reseller perlu memiliki modal untuk membeli barang yang dipesan konsumen. Namun modal tersebut nantinya akan digantikan oleh harga jual dari produk yang dibeli. Sehingga keuntungan bisa langsung terlihat dari laba biaya pembelian dan biaya pengiriman.

Menjadi reseller juga termasuk metode bisnis yang minim resiko. Meskipun minim, bukan berarti tidak ada. Beberapa reseller yang merasa suatu produknya menjadi favorit pembeli atau best seller, akhirnya banyak yang menyetok barang namun tidak dapat terjual dengan cepat.

Untuk mengantisipasi ini diperlukan banyak strategi yang matang sebelum Anda benar-benar terjun di dunia reseller. Beberapa cara menjadi reseller diantaranya telah ripiku rangkum dibawah ini.

Cara Menjadi Reseller

Berjualan dengan metode reseller merupakan metode berjualan yang cukup mudah dibandingkan dengan berjualan brand sendiri. Disini kita bebas memilih produk yang akan kita jual dan menentukan harganya berdasarkan harga beli awal atau modal pembelian. Inilah beberapa langkah menjadi reseller yang tepat.

1. Menentukan produk yang akan dijual

Anda harus melalukan reset dahulu mengenai barang apa yang sedang banyak dicari dipasaran. Setelah itu Anda bisa menentukan barang yang akan Anda jual nantinya. Selain menentukan produk dengan cara ini, Anda bisa melihat kira-kira barang apa yang laris dijual dengan keuntungan besar.

Misalnya bisnis baju ataupun produk kecantikan. Biasanya bisnis seperti ini sudah memiliki jaringan reseller yang resmi sehingga Anda bisa lebih mudah dalam memasarkan produknya.

2. Memahami product knowledge

Menjadi penjual tentu perlu mengetahui seluk-beluk produk yang dijual. Ini akan berguna untuk promosi maupun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para calon pembeli. Agar kita bisa menjawabnya tentu kita harus menguasai mengenai produk tersebut.

Selain itu, penguasaan product knowledge juga penting untuk meyakinkan calon pembeli supaya setuju dan akhirnya membeli produk kita. Apabila calon pembeli potensial ragu mengenai suatu produk dan kita tidak dapat meyakinkan secara percaya diri, pasti calon pembeli menjadi ragu dan akhirnya tidak jadi membeli. Maka kuasailah hal ini dengan baik.

3. Mengenal kompetitor

Para penjual yang sukses meraup banyak keuntungan, mayoritas adalah penjual atau pebisnis yang mengenal kompetitornya dengan baik. Hal ini untuk mengetahui kekurang dan kelebihan masing-masing pesaing.

Ada beberapa penjual yang menawarkan barang yang sama namun kenapa hanya sedikit yang memiliki konsumen banyak dan pasar yang lebih awet? Hal ini karena mereka menjaga dengan baik produknya dan dapat dengan baik mengenal kompetitornya.

Anda mungkin pernah memiliki pengalaman membeli suatu kain di toko A yang Anda bandingkan dengan toko B. Dengan memiliki harga dan kualitas yang sama tentu Anda akan mempertimbangkan salah satunya untuk akhirnya dibeli bukan? Tidak mungkin bila Anda membeli keduanya.

Hal ini bisa terjadi karena salah satu dari toko itu memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh toko pesaingnya. Maka disinilah peran Anda untuk mengenal kompetitor dengan baik dan memberikan inovasi sehingga toko Anda menjadi yang lebih unggul diantara yang lain.

4. Menentukan target pasar yang sesuai

Anda boleh saja melakukan promosi massif ke berbagai market place, namun supaya penjualan nya efektif Anda bisa menentukan marketplace yang sesuai target pembeli produk Anda. Hal ini dikarenakan untuk menekan modal promosi dan mengefektifkan waktu promo sehingga penjualan lebih tertarget dan tepat sasaran.

5. Memasarkan produk sesuai target

Apabila Anda ingin menjadi reseller suatu produk sebaiknya Anda sudah mengategorikan barang yang Anda jual dengan benar. Misalnya produk yang Anda jual adalah tas kulit, maka potensi pasar yang besar untuk produk ini adalah orang dewasa. Kategori inipun masih terlalu luas, danperlu dikerucutkan lagi misalnya jika tas kulit tersebut model clutch atau hand bag bisa masuk ke kategori tas wanita dewasa.

Dengan demikian, Anda bisa lebih menyasar konsumen secara efektif, meski tidak menutup kemungkinan calon pembeli potensial ini berada diluar kategori, akan tetapi lebih baik memasarkan produk Anda sesuai target konsumen.

6. Mengevaluasi setiap hasil penjualan bisnis secara berjangka

Ketika Anda berhasil melalui tahap-tahap tadi, Anda tidak bisa berhenti begitu saja. Anda perlu melakukan evaluasi terhadap penjualan Anda setidaknya dalam sepekan atau sebulan sekali.

Hal yang demikian diperlukan untuk mengetahui progres bisnis yang berjalan. Apabila masih jauh dari harapan, Anda bisa menyusun ulang strategi pemasaran atau bahkan mengubahnya. Namun apabila progres yang berjalan sangat baik, Anda bisa memaksimalkan promosi agar produk yang terjual semakin banyak.

istilah dropshipper adalah

Tips Menjadi Reseller Sukses

Kiat sukses menjadi reseller sebetulnya hampir sama dengan kiat sukses berbisnis lainnya. Namun ada beberapa poin yang ditekankan untuk menjadi reseller yang baik dan diharapkan sukses dalam penjualannya, diantaranya yaitu.

a. Memiliki strategi marketing yang baik

Seorang reseller yang menjual kembali barang yang ia beli perlu memiliki strategi pemasaran yang baik supaya barang itu dapat cepat laku terjual. Maka ada dua pilihan disini, membeli ketika ada yang beli saja atau menyetok barang. Keduanya sama-sama harus dipertimbangkan matang-matang supaya tidak mengalami kerugian.

b. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen

Tidak bisa dipungkiri bahwa pelayanan seorang penjual kepada pembeli adalah kunci kesuksesan. Bagaimana cara kita memperlakukan mereka dan membuat mereka puas akan produk dan pelayanan kita harus dijadikan acuan untuk mengelola bisnis ini. Anda bisa menerapkan pelayanan yang baik dan berkarakter sehingga produk dan toko Anda jadi mudah dikenali.

c. Merencanakan dana dan modal diawal bisnis

Biasanya kebanyakan penjual memulai penjualan karena adanya peluang. Tetapi meski demikian, merencanakan anggaran dana dan modal awal perlu dilakukan supaya tidak keteteran diakhir. Kita bisa membuat grafik penjualan dan mengevaluasi apabila ada yang perlu diperbaiki. Maka agar tetap disiplin dalam pengelolaan dana, perencanaan ini harus dimulai lebih dahulu sebelum memulai bisnis.

d. Mengikuti flow penjualan dan jangan kalap

Sering terjadi dimasa-masa penjual yang sedang memulai berjualan dan langsung mendapatkan banyak pembeli akhirnya kalap menghabiskan dana modal dan pendapatan untuk tengkulak. Akhirnya ketika pembeli sudah tidak berminat atau berkurang daya belinya, penjual-penjual ini kebingungan bagaimana cara menghabiskan barang tengkulaknya.

Untuk mengantisipasi hal ini kita perlu cerdas dalam melihat flow penjualan. Apabila memang sedang trend dan banyak dicari, suatu produk dapat kita stok lebih. Namun bisa sebaliknya, sebaiknya kita jangan buru-buru tengkulak dalam jumlah banyak untuk tetap mempertahankan laju perputaran uang dan modal.

Perbedaan Dropshipper dan Reseller

Berdasarkan beberapa tulisan diatas, kita bisa memahami mengenai apa itu dropshipper dan reseller. Namun apakah keduanya sama? Tentu tidak, berikut ini perbedaan antara dropshipper dan reseller dalam dunia bisnis dan penjualan.

Dropshipper bekerjasama dengan supplier sedangkan reseller tidak

Kebanyakan dropshipper tentu memiliki kemitraan dengan supplier karena sistem dropship yang harus mengirim barang dengan atas nama pengirim dropshipper itu sendiri. Sedangkan reseller tidak perlu bekerjasama tetap dapat menjalankan bisnisnya karena yang terpenting adalah membeli barang untuk dijadikan stok yang nantinya akan dijual dan dipromosikan.

Perbedaan pada nilai modal

Modal awal untuk menjadi reseller tentu lebih besar dibandingkan dropshipper. Meskipun hal ini juga tergantung dari jenis barang dan harganya. Namun dari segi “nilai” reseller lebih beresiko karena harus membeli barangnya dahulu. Berbeda dengan dropshipper yang hanya akan membeli barang di suplplier ketika mereka sudah mendapatkan pembeli.

Tingkat resiko

Bila dilihat dari tingkat resiko, sebetulnya keduanya hampir berada di tingkat yang sama. Namun yang membedakan secara jelas adalah reseller harus mengeluarkan modal diawal untuk membeli barang dan beresiko jika barang tidak laku, modal pembelian barang menjadi hangus atau merugi.

Berbeda dengan dropshipper yang tidak memerlukan modal, mereka tidak perlu khawatir barang tidak laku karena tidak ada dana yang dikeluarkan untuk membeli produknya terlebih dahulu. Hanya saja bila dropshipper mengaktifkan pembayaran COD, beresiko barang ditolak dan kembali sehingga dana modal bisa hangus.

Grafik keuntungan

Mengamati dari laba atau keuntungannya, keduanya sama-sama untung. Hanya saja kecepatan perolehan keuntungan sangat bergantung pada proses pengiriman pesanan. Karena reseller telah memiliki barang stok tentu prosesnya akan lebih cepat dari dropshipper yang harus menunggu barang dari supplier.

Ditambah lagi apabil pembeli ingin melihat barangnya secara real atau meminta detail barang divideokan, tentu kedudukan reseller disini lebih unggul karena sudah memiliki barangnya daripada drosphipper yang belum memiliki wujud barang yang dijual.

Sumber barang

Dropshipper lebih sulit menemukan barang jualan dibandingkan reseller. Mengapa demikian? Karena dropshipper hanya berjualan secara online dan memasarkannya melalui situs online juga. Supplier yang dipilih dropshipper harus yang dapat diajak kerjasama dan mengaktifkan sistem dropship.

Berbeda dengan reseller yang bebas menentukan barang jualannya baik barang berasal dari supplier tangan pertama atau distributor barang biasa. Karena pada hakikatnya reseller hanya seperti pembeli biasa yang nantinya akan menjual kembali barang yang dibelinya tersebut.

Kesimpulan

Baik dropshipper dan reseller keduanya adalah metode berjualan yang unik dan memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Anda bisa memulai berbisnis menjadi dropshipper ataupun reseller sesuai dengan minat Anda.

Apabila Anda menyukai tantangan dan senang dengan target, tentu menjadi reseller lebih cocok untuk Anda. Tetapi jika Anda ingin berjualan yang minim resiko, Anda dapat mencoba menjadi dropshipper dengan segala macam tahapannya.

Dari kedua hal tersebut bisa kita simpulkan bahwa sebetulnya ada banyak cara berjualan didunia ini. Hanya saja kita perlu menentukan dimana keahlian dan minat kita, seberapa besar modal kita, dan bagaimana prospek kedepannya. Ketika ketiga hal ini sudah jelas ditentukan, Anda dapat melangkah dan memulai bisnis sesuai dengan harapan dan tujuan Anda.

Leave a Comment